Hajar 'Aswad (Arab: حجر أسود) merupakan
sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal dari surga, dan yang pertama
kali menemukannya adalah Nabi Ismail dan yang meletakkannya adalah Nabi
Ibrahim. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi
seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga
akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini
merupakan aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan
pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Kabah sehingga
mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan
sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu menciumnya setiap saat tawaf.
Pada masa Rasulullah berusia 30
tahun, pada saat itu dia belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi
kembali akibat banjir yang melanda Kota Mekkah pada saat itu. Ketika sampai
pada peletakan Hajar Aswad, Suku Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya.
Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah, akan tetapi dapat
diselesaikan dengan kesepakatan menunjuk seorang pengadil hakim yang
memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh pada Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW dengan bijak berkata pada
mereka, “Berikan padaku sebuah kain”. Lalu didatangkanlah kain kepada dia,
kemudian dia mengambil hajar Aswad dan menaruhnya dalam kain itu dengan
tangannya. Lalu dia berkata, ” Hendaklah setiap qabilah memegang sisi-sisi kain
ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka lalu melakukannya dan ketika
telah sampai di tempatnya, Rasulullah menaruhnya sendiri dengan tangannya
kemudian dibangunlah.
Hajar Aswad bagi umat Islam adalah batu
termulia yang ada di tanah suci Mekkah. Batu ini memiliki karakteristik yang
sangat unik, Hajar Aswad memiliki aroma yang sangat wangi, bahkan semenjak awal
keberadaannya aroma wangi ini tidak berubah. Sebuah riwayat mengatakan kalau
dahulu Hajar Aswad berwarna putih bersih dan sinarnya dikatakan dapat menerangi
seluruh Arab. Tapi kini warna Hajar Aswad sudah tidak seperti dulu lagi.
Warnanya dan sinar nya semakin lama semakin redup hingga warnanya menjadi hitam
seperti sekarang ini.
Abdullah bin Amru berkata : “Malaikat
Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang
kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar
Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya.Karena
akan tiba saat dimana Jibril datang kembali untuk membawa batu itu ke tempat
semula.” (HR Al-Azraqy).
Rasulullah SW bersabda: “Demi Allah, Allah
akan membangkitkan Hajar Aswad ini pada hari kiamat dengan memiliki dua mata
yang dapat melihat, dan lidah yang dapat berbicara. Dan akan memberikan
kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan hak.” (HR Tirmidzi, Ibnu
Majah, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu huzaemah, Ibnu Hubban, At-Tabrani, Al-Hakim,
Al-Baihaqi dan Al-Asbahani)
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini
sebelum ia diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang
keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum tiba hari pembalasan (kiamat).”
Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap
salah satu pecahan batu Hajar Aswad yang tersimpan di museum Inggris mengatakan
kalau Hajar Aswad adalah baru yang paling tua yang pernah ada di dunia, dan
batu ini bukanlah jenis batu yang berasal dari bumi. Batu meteorkah?
Bukan.. Hajar Aswad adalah batu yang
berasal dari surga.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete