Wednesday, 8 April 2015

Kembang Cangkok Wijaya Kusuma

Kembang Cangkok Wijaya Kusuma >> Berikut ini adalah sejarah berupa cerita rakyat tentang sekuntum bunga yang konon memiliki kesaktian / tuah. Nah sahabat Materi7ku berikut ini kisahnya.

Pada jaman kerajaan Kediri diperintah oleh Prabu Aji Pamoso. Ada seorang resi yang terkenal sakti, namanya resi Kano. Kabar kesaktian Sang Resi sampai kepada Prabu Aji Pramoso. Sang Prabu merasa iri dengan kesaktian Resi Kano. Dia khawatir jika ada orang yang melampaui kesaktiannya akan membuat wibawanya turun dimata rakyat Kediri.

Lalu dicari cara untuk mengusir resi tersebut dari wilayah Kediri atau membunuhnya. Sebelum pengusiran dilaksanakan oleh raja, Sang Resi sudah mendengar dan mengetahuinya. Akhirnya secara diam-diam Resi Kano meninggalkan kerajaan Kediri. Berita kepergian Sang Resi akhirnya diketahui juga oleh Prabu Aji Pramoso. Akhirnya Sang Prabu semakin murka dan mengajak para pengawalnya untuk berburu Resi Kano. Perjalanan Resi Kano sampai di pantai selatan Pulau Jawa, atau yang sekarang dikenal dengan Wilayah Kabupaten Cilacap. Ditempat itulah Resi Kano mencari tempat yang sunyi dan sulit ditempuh oleh manusia untuk melakukan tapa brata. Dia memohon kepada Yang Maha Kuasa akan nasi dirinya yang diburu-buru oleh Prabu Aji Pramoso.

Akhirnya pada suatu saat Sang Prabu Aji Pramoso bersama para pengawalnya sampai juga ditempat pertapaan Sang Resi. Pada saat Sang Resi sedang bertapa dia berhasil dibunuh oelh Prabu Aji Pramoso sendiri. Anehnya raga Sang Resi juga lenyap dari pandangan mata. Bersamaan lenyapnya raga Sang Resi terdengan suara gemuruh dan angin rebut yang menakutkan.

Prabu Aji Pramoso berusaha mengatasi ketakutannya dengan mantera-mantera saktinya. Setelah suara gemuruh itu lenyap munculah seekor ular Naga Raksasa. Ular itu mendesis-desis seolah-olah akan memangsa Prabu Aji Pramoso, bahkan karena begitu dahsyatnya kehebatan ular tersebut ombak dipantai Cilacap semakin tinggi. Namun pada akhirnya Prabu Pramoso berhasil juga membunuh ular Naga Raksasa tersebut dengan menggunakan panah sakti miliknya. 

Pada saat yang bersamaan matinya ular Naga Raksasa tersebut dari arah timur munculah seorang puteri cantik. Putrid cantik itu memanggil-manggil Prabu Aji Pramoso “Wahai Sang Raja, berkat jasamu aku telah kembali menjadi manusia biasa. Namaku Dewi Wasowati. Sebagai balas jasaku akan kupersembahkan kepadamu sebuah Kembang Cangkok Wijaya Kusuma. Bunga ini tidak akan Paduka dapatkan dalam alam biasa. Siapa yang bias memiliki Kembang Cangkok Wijaya Kusuma dia akan menurunkan raja-raja yang berkuasa di Pulau Jawa”. 

Mendengar keterangan Dewi Wasowati, Prabu Aji Pramoso sangat gembira. Dengan kesaktiannya dia mengayuh dayung untuk menemui Dewi Wasowati yang berada disebuah pulau kecil di seberang Cilacap. 

Ketika Dewi Wasowati menyerahkan Cangkok Wijaya Kusuma ia berkata : “Hendaknya Sang Prabu menjadi saksi, pegunungan karang ini saya beri nama Nusa Kembangan. Sebab aku menyerahkan kembang Cangkok Wijaya Kusuma di atas pulau karang ini “.

Setelah menyerahkan kembang Cangkok Wijaya Kusuma, Dewi Wasowati lenyap dari pandangan mata. Sang Prabu segera kembali ke perahu kecil untuk kembali ke pantai Cilacap. Karena gugup dan kurang berhati-hati kembang Cangkok Wijaya Kusuma yang digenggamnya jatuh ditengah samudra laut pantai selatan. Sang Prabu baru menyadarinya setelah sampai di pantai Cilacap, dia sangat menyesali nasibnya karena tidak berhasil membawa kembang Cangkok Wijaya Kusuma menuju Kediri.

Demikianlah kisah tentang Kembang Cangkok Wijaya Kusuma yang juga asal muasalnya pemberian nama Pulau Nusa Kembangan atau yang sekarang dikenal dengan nama Pulau Nusa Kambangan.

4 comments:

  1. Jadi ad hubungannya ya antara asal mula nama Pulau Nusa Kambangan dengan Kembang Cangkok Wijaya Kusuma.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yups..., sepertinya emang ada hubungannya.

      Delete
  2. Saya Bersyukur bisa mendapat anugrah mu'jizat kembang cangkok wijaya kusuma

    Salam

    ReplyDelete